Analisis Efektivitas Biaya Terapi Antibiotik pada Pneumonia di RSUD Sleman Tahun 2023
Isi Artikel Utama
Abstrak
Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme, baik virus, bakteri, jamur, maupun parasit. Terapi farmakologi yang digunakan untuk mengatasi pneumonia salah satunya dengan menggunakan antibiotik. Dalam penentuan antibiotik diperlukan pemilihan yang selektif untuk mengetahui terapi yang paling efektif dan hemat biaya. CEA adalah metode farmakoekonomi yang disajikan dalam bentuk rasio biaya-efektivitas untuk membantu pengambilan keputusan saat pemilihan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antibiotik yang paling cost-effective di RSUD Sleman selama periode tahun 2023. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien pneumonia yang dirawat inap di RSUD Sleman. Jumlah sampel yang didapatkan berjumlah 27 pasien yang terdiagnosis pneumonia. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak menderita pneumonia (62,96%), usia yang paling banyak adalah >65 tahun (37,04%), dengan lama rawat inap ≤5 hari (70,37%). Rata-rata biaya medis langsung untuk terapi tunggal pada pasien pneumonia yang paling besar adalah levofloksasin sebesar Rp 9.975.494 dan untuk terapi kombinasi adalah kombinasi seftriakson+azitromisin oral sebesar Rp 14.802.488. Efektivitas terapi yang paling tinggi untuk terapi tunggal adalah seftriakson sebesar 90% dan untuk terapi kombinasi adalah kombinasi seftriakson+gentamisin sebesar 100%. Berdasarkan perhitungan ACER, seftriakson lebih cost-effective dibandingkan levofloksasin untuk terapi tunggal dengan nilai ACER sebesar Rp 86.967,94. untuk terapi kombinasi, kombinasi seftriakson+gentamisin lebih cost-effective dibandingkan kombinasi seftriakson-azitrimisin oral dengan nilai ACER sebesar Rp 61.922,26.